Gangguan Siklus Menstruasi Menurut Who

Halo selamat datang di rajakitchener.ca.

Gangguan siklus menstruasi merupakan masalah kesehatan umum yang memengaruhi banyak wanita di seluruh dunia. Merujuk pada World Health Organization (WHO), gangguan ini mengacu pada perubahan abnormal pada pola menstruasi yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, kesuburan, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang gangguan siklus menstruasi menurut WHO, termasuk jenis, penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, dan implikasinya. Dengan memahami informasi ini, wanita dapat menjadi lebih sadar akan kesehatan reproduksi mereka dan mencari bantuan yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini.

Pendahuluan

Siklus menstruasi normal biasanya berlangsung selama 21 hingga 35 hari, dengan rata-rata 28 hari. Siklus dimulai pada hari pertama menstruasi (hari 1) dan berakhir pada hari sebelum menstruasi berikutnya dimulai.

Selama siklus menstruasi, kadar hormon estrogen dan progesteron berfluktuasi untuk mempersiapkan rahim untuk kemungkinan kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, kadar hormon turun dan lapisan rahim luruh, yang menyebabkan menstruasi.

Gangguan siklus menstruasi dapat terjadi ketika terjadi penyimpangan dari pola normal ini. Gangguan ini dapat berkisar dari periode yang tidak teratur atau terlewat hingga pendarahan yang berlebihan atau berkepanjangan.

WHO mengklasifikasikan gangguan siklus menstruasi menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristiknya. Beberapa jenis gangguan menstruasi yang paling umum meliputi:

  • Amenore: Tidak adanya menstruasi selama 3 bulan atau lebih.
  • Oligomenore: Periode yang jarang terjadi, dengan interval lebih dari 35 hari.
  • Polikistik ovarium sindrom (PCOS): Kelainan hormonal yang ditandai dengan periode yang tidak teratur, kista ovarium, dan kadar androgen yang tinggi.
  • li>Menoragia: Pendarahan menstruasi yang berlebihan atau berkepanjangan.

  • Metroragia: Pendarahan vagina di luar periode menstruasi.
  • Dismenore: Nyeri atau kram parah selama menstruasi.

Penyebab gangguan siklus menstruasi beragam, termasuk faktor hormonal, gaya hidup, kondisi medis, dan obat-obatan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebab yang mendasari dan menerima perawatan yang sesuai.

Gangguan siklus menstruasi dapat memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup wanita. Gangguan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan, kesuburan, dan emosional. Wanita dengan gangguan siklus menstruasi mungkin mengalami:

  • Kemandulan atau kesulitan hamil.
  • Anemia karena kehilangan darah yang berlebihan.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan selama menstruasi.
  • Gangguan suasana hati, termasuk kecemasan dan depresi.
  • Penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.

Kelebihan dan Kekurangan Gangguan Siklus Menstruasi Menurut WHO

Kelebihan

Tidak ada kelebihan yang diketahui dari gangguan siklus menstruasi menurut WHO. Gangguan ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, kesuburan, dan emosional.

Kekurangan

Gangguan siklus menstruasi dapat menyebabkan berbagai kekurangan, termasuk:

  • Kemandulan atau kesulitan hamil: Gangguan siklus menstruasi dapat mengganggu ovulasi, sehingga sulit untuk hamil.
  • Anemia karena kehilangan darah yang berlebihan: Gangguan seperti menoragia dapat menyebabkan kehilangan darah yang berlebihan, yang dapat menyebabkan anemia.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan selama menstruasi: Dismenore dapat menyebabkan nyeri atau kram parah selama menstruasi.
  • Gangguan suasana hati, termasuk kecemasan dan depresi: Fluktuasi hormon selama gangguan siklus menstruasi dapat menyebabkan gangguan suasana hati.
  • Penurunan kualitas hidup secara keseluruhan: Gangguan siklus menstruasi dapat berdampak negatif pada kualitas hidup wanita, mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan, dan hubungan.

Jenis-Jenis Gangguan Siklus Menstruasi Menurut WHO

WHO mengklasifikasikan gangguan siklus menstruasi menjadi beberapa jenis, meliputi:

Amenore

Amenore adalah tidak adanya menstruasi selama 3 bulan atau lebih. Amenore dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kehamilan, menyusui, menopause, stres, gangguan makan, dan kondisi medis tertentu.

Oligomenore

Oligomenore adalah periode yang jarang terjadi, dengan interval lebih dari 35 hari. Oligomenore dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk PCOS, gangguan tiroid, dan sindrom Cushing.

Polikistik Ovarium Sindrom (PCOS)

PCOS adalah kelainan hormonal yang ditandai dengan periode yang tidak teratur, kista ovarium, dan kadar androgen yang tinggi. PCOS adalah salah satu penyebab paling umum gangguan siklus menstruasi.

Menoragia

Menoragia adalah pendarahan menstruasi yang berlebihan atau berkepanjangan. Menoragia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk fibroid rahim, polip rahim, dan gangguan pembekuan darah.

Metroragia

Metroragia adalah pendarahan vagina di luar periode menstruasi. Metroragia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kehamilan, keguguran, infeksi, dan kanker rahim.

Dismenore

Dismenore adalah nyeri atau kram parah selama menstruasi. Dismenore dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kontraksi rahim, prostaglandin, dan endometriosis.

Faktor Risiko Gangguan Siklus Menstruasi Menurut WHO

Menurut WHO, beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan mengalami gangguan siklus menstruasi meliputi:

  • Usia: Gangguan siklus menstruasi lebih sering terjadi pada wanita remaja dan wanita mendekati menopause.
  • Berat badan: Wanita dengan berat badan kurang atau berlebihan mungkin lebih cenderung mengalami gangguan siklus menstruasi.
  • Stres: Stres dapat mengganggu hormon dan menyebabkan gangguan siklus menstruasi.
  • Diet: Pola makan yang tidak sehat dapat berkontribusi terhadap gangguan siklus menstruasi.
  • Olahraga berlebihan: Olahraga berlebihan dapat menekan ovulasi dan menyebabkan gangguan siklus menstruasi.
  • Kondisi medis: Kondisi medis tertentu, seperti PCOS, gangguan tiroid, dan diabetes, dapat meningkatkan risiko gangguan siklus menstruasi.

Diagnosis Gangguan Siklus Menstruasi Menurut WHO

Diagnosis gangguan siklus menstruasi memerlukan riwayat medis yang komprehensif, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik. Dokter dapat menanyakan tentang gejala, pola menstruasi, berat badan, tingkat stres, dan riwayat medis.

Pemeriksaan fisik dapat meliputi pemeriksaan panggul untuk memeriksa kelainan pada rahim dan ovarium. Tes diagnostik yang mungkin direkomendasikan oleh dokter meliputi:

  • Tes darah: Tes darah dapat mengukur kadar hormon, termasuk estrogen, progesteron, dan androgen.
  • Tes pencitraan: Tes pencitraan, seperti USG atau MRI, dapat membantu mendeteksi kelainan pada rahim dan ovarium.
  • Biopsi endometrium: Biopsi endometrium melibatkan pengambilan sampel jaringan dari lapisan rahim untuk memeriksa kelainan.

Pengobatan Gangguan Siklus Menstruasi Menurut WHO

Pengobatan gangguan siklus menstruasi tergantung pada jenis gangguan, penyebab yang mendasarinya, dan preferensi pasien. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter meliputi:

Pengaturan Hormon

Pengaturan hormon dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan mengobati gejala seperti pendarahan yang tidak teratur atau periode yang terlewat. Pil KB, koyo KB, dan suntikan KB semuanya mengandung hormon yang dapat membantu mengatur menstruasi.

Obat-obatan Anti-inflamasi

Obat-obatan anti-inflamasi, seperti ibuprofen atau naproxen, dapat membantu meredakan nyeri dan kram yang terkait dengan dismenore.

Operasi

Operasi mungkin diperlukan untuk mengobati gangguan siklus menstruasi yang disebabkan oleh kelainan struktural, seperti fibroid rahim atau polip rahim. Operasi dapat melibatkan pengangkatan kelainan atau koreksi masalah yang mendasarinya.

Pencegahan Gangguan Siklus Menstruasi Menurut WHO

Sementara beberapa gangguan siklus menstruasi tidak dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko mengembangkan gangguan ini, meliputi:

  • Menjaga berat badan yang sehat: